gravatar

Menggantang Asah Menaruh Harapan di Program Kerja Tahun 2009




Diagendakan pelatihan atau pun pelayanan dari NGO (YPPI dan SeBAYA-PKBI JATIM) bagi pendamping maupun kelompok anak dampingan PLAN dalam program kerja tahun 2009. Demikian hasil pertemuan antara YPPI, Sebaya-PKBI dengan pendamping anak dan remaja dari PLAN dalam acara Workshop Sharing Program Kelompok Anak dan Stakeholder di Rumah Makan Taman Sari (Rabu, 10/6). Pertemuan tersebut difasilitasi oleh PLAN Surabaya selaku NGO yang mendampingi anak dan remaja.



Menurut Dicky, Research and Development PLAN Surabaya, mengemukakan bahwa disisa waktu yang ada, sebelum PLAN face out (meninggalkan) Surabaya pada tahun 2010, kelompok anak-anak dan remaja perlu berjejaring dengan NGO yang lain. Fungsi utama NGO (hasil jejaring) lebih pada pelayanan dan penguatan Capacity building. Untuk implementasinya akan diselaraskan dengan program kerja yang masih berjalan atau masih dalam tahap perencanaan masing-masing kelompok dampingan (biasa disebut Community Based Organization (CBO)).



Terdapat 7 CBO kelompok anak yang diwakili oleh para pendampingnya. Mereka berasal dari 2 wilayah dampingan PLAN yaitu Surabaya Utara (Pegirian, Ujung, Sidotopo, Simokerto) dan Surabaya Barat (Asemrowo, Genting, Kalianak). Di sesi awal, setiap pendamping menyampaikan profil CBO, program kerja yang sudah atau pun masih dilaksanakan, beserta kendala-kendalanya.



Beberapa kelompok dampingan memberi nama CBO berdasarkan wilayahnya. Misal, For Us kepanjangan dari Forum remaja untuk Asemrowo, Kemuning (Kelompok pemuda Genting), PANK (Perkumpulan Anak Kalianak). Sedangkan yang lain memberi nama CBO lebih pada filosofi organisasi, seperti Ceria Olah Kreasi (COK) dari Pegirian.



Selama rentang waktu dari awal berdirinya CBO sampai dengan saat ini, berbagai permasalahan kerap terjadi. Secara umum, terdapat beberapa kendala yang dialami hampir semua CBO terkait organisasi maupun program kerja.



Pertama, regenerasi pengurus kurang berjalan dengan maksimal. Kepengurusan tidak mempunyai rentang waktu tertentu. Ini mengakibatkan bila salah seorang pengurus berhenti (dengan bermacam penyebab misal, menikah, sibuk bekerja) maka tidak ada yang menggantikan.



Kedua, penyusunan program kerja kurang memperhitungkan faktor internal (sumber dana, pengurus) dan potensi eksternal (masyarakat sekitar) sebagai pendukung keberlangsungan. Hal ini menyebabkan program seringkali terhambat (jika tidak bisa dikatakan gagal) karena kurangnya sumber dana atau pun lemahnya dukungan warga.



Ketiga, kurangnya jejaring dengan organisasi yang lain dalam upaya pengembangan organisasi maupun program kerja. Selama ini dalam pelaksanaan program kerja, CBO lebih mengandalkan potensi pengurus, baik dari segi pendanaan, pengelolaan maupun bahan-bahan penunjang. Hal ini menjadikan CBO berjuang ‘sendiri’ dalam pencapaian target-target keberhasilan. Kendala muncul disaat pengurus sudah tidak bisa memberikan dukungan atas kebutuhan program. Pada akhirnya program kerja menjadi terbengkalai.



Pada sesi untuk NGO, dari YPPI yang diwakili oleh Trini Haryanti selaku Direktur menyampaikan program kerja yang selama ini dilakukan. Selain program kerja, dipaparkan juga tentang faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendirikan perpustakaan atau pun sudut baca. Untuk pengelolaan perpustakaan dan cara mengatasi permasalahan terkait peminjaman buku, dijelaskan oleh Ida Rahmawati selaku Koordinator Program dari YPPI.



Selanjutnya Rini, Koordinator Senior SeBAYA-PKBI Jatim, menyampaikan profil kelembagaan. SeBAYA adalah salah satu program dari PKBI Jatim. Sasaran Program adalah remaja, dengan kajian Kesehatan Reprodukasi (Kespro) yang didalamnya juga menyangkut Narkoba, HIV/AIDS, Penyakit Menular Seksual (PMS) serta perilaku beresiko lainnya. Dijelaskan juga tentang divisi kerja yang ada di SeBAYA.



Dari PLAN selaku fasilitator kegiatan, yang diwakili oleh Dicky,menjelaskan program kerja tahun 2009 khususnya berkaitan dengan kelompok anak. Program kerja tersebut meliputi penguatan jaringan kelompok anak, penguatan tim fasilitator bimbingan belajar dengan metode joyful di tingkat Kecamatan. Selain itu, terkait dengan pemerintah Kota Surabaya, juga dilaksanakan Lokakarya anaka dan remaja wilayah Semampir dengan Forum Anak Surabaya mengenai partisipasi anak dalam proses musrembang.



Lebih lanjut Dicky mengatakan, untuk kelompok anak diberikan juga kesempatan mengikuti course learning melalui study visit ke dampingan NGO lain ditingkat Kecamatan. Juga diadakan kampanye Learn without fear ditingkat Kecamatan dan kota dengan Dinas Pendidikan Kota. Kampanye HIV/AIDS dilakukan bekerja sama dengan SeBAYA_PKBI JATIM.



Pada sesi akhir, dilakukan sinkronisasi antara program kerja NGO dengan kebutuhan dari 7 CBO kelompok anak dampingan PLAN. Pembahasan lebih lanjut tentang implementasi serta kajian persoalan teknis, diagendakan pada pertemuan berikutnya. Untuk pertemuan selanjutnya, diadakan di kantor SeBAYA-PKBI JATIM. Acara ini ditutup dengan pembubuhan tanda tangan semua peserta sebagai bentuk kesepakatan atas hasil pertemuan.

Support

Direktur: Haryanti trini

Koord Program: Wahyu Kurniawan

Dev. Financial: Abu Hasan

Dev. IT:

:: Tulisan Paling Terpopuler ::

Agenda dan Kegiatan Rutin YPPI

Stop Over

  • Pemutaran Film
  • Diskusi
  • Ketrampilan Taman Belajar Masyarakat
  • Bakti Sosial
  • Penguatan Kelembagaan
  • Soft Skill
  • Pengembangan unit usaha (Fundrising)

Employee Library

  • Bedah Buku
  • Diskusi Rutin
  • Reward Peminjam terbanyak

Rumah Kreatif

  • Mendongeng
  • Ketrampilan untuk Perempuan
  • Bedah Buku Sudut Baca
  • Berbagai Lomba penulisan
  • Pemutaran film