gravatar

Membangun Gerakan Literacy Informasi Masyarakat

Seminar ”Membangun Jawa Timur Membaca” 5 Mei 2009

Perpustakaan Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam Surabaya

oleh: Trini Haryanti*
trini@pustakaindonesia.org

A. Pendahuluan
Pemahaman Bahasa :
Literacy = Literasi à Mengenal Baca Tulis/Melek Huruf,
Literacy Informasi à Gerakan atau ketrampilan dalam memahami informasi yang dibutuhkan atau melek informasi
Gerakan Literacy à Gerakan pemberantasan Buta Huruf.

Bagaimana dengan
A-literacy = tidak membaca, bukan berarti tidak bisa membaca tapi tidak mau membaca
I-lleteraci = tidak bisa membaca/Buta Huruf (huruf latin).


Gerakan Literasi Informasi adalah suatu upaya mengenalkan informasi kepada masyarakat untuk memberantas buta huruf dengan berbagai kegiatan yang harus dikemas secara menarik dan dilengkapi fasilitas yang dapat menunjang semua kebutuhan akses informasi secara cepat, efisien dan akurat.

Gerakan literasi Informasi dilingkungan keluarga dan komunitas yaitu orang tua memberikan contoh kepada anaknya dengan kebiasaan membaca, kemudian anak mempengaruhi temannya, baik di sekolah maupun lingkungan bertetangga maka terbentuklah komunitas baca. Dalam keluarga yang suka baca akan menfasilitas dengan media baca berupa buku, majalah maupun media on line, radio, tv, internet.
Ditingkat RT/RW dan Keluarahan maka Taman Bacaan (baca: perpustakaan) akan menjadi media efektif tidak saja masyarakat bisa akses buku tetapi bisa dimanfaatkan sebagai centre point bagi masyarakat, dengan kegiatan diskusi, pelatihan, nonton film bareng, dan lainnya sesuai kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Gerakan literasi informasi ditingkat kecamatan/kota/kabupaten maka Perpustakaan Umum adalah fasilitas yang tepat guna dan bermanfaat maksimal apabila pengelolaannya dilakukan secara profesional. Perpustakaan dengan segala fasilitas yang memadai dengan 7 hal pokok (baca dihalaman 5) maka bisa dijadikan landmark (monumen) suatu kota/kabupaten.

Aliterasi adalah budaya/kebiasaan yang tidak mempedulikan himbauan atau aturan atau pengumuman tertulis,. Gerakan (campign) untuk peduli sangat perlu dilakukan dengan caracter building di lingkungan terkecil yaitu keluarga, lingkungan kerja/sekolah/komplek rumah, dengan memberi rambu yang jelas dan secara otomatis rambu tersebut dipatuhi kalau tidak perlu ada punishment sehingga meminimalisir adanya Aliterasi.

Illetarsi diartikan sebagai orang yang buta huruf, khususnya huruf latin, banyak masyarakat Indonesia, khususnya wilayah tapal kuda di Jawa Timur hanya memahami huruf dan bahasa arab, tapi tidak mengenal huruf latin dan hal ini masuk kategori buta huruf. Apakah harus diberlakukan rambu dengan tulisan huruf arab sehingga data buta huruf dinyatakan 0%. Hal ini perlu mendapat perhatian dan kesepakatan bersama.

B. Data Buta Huruf di Jawa Timur :

  • Jawa Timur menduduki peringkat I buta huruf di Indonesia, yaitu sejumlah 29% (13 januari 2006, sumber kapanlagi.com) sumber Tempo Interaktif, 1 Mei 2009, juga mengatakan hal yang sama tanpa menyebut angka yang tepat tapi dengan jelas bahwa usia buta huruf adalah usia 45-55 tahun dan mayoritas diwilayah Tapal Kuda.
  • Jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur yang buta huruf sampai akhir 2005 mencapai 14.439 orang dari jumlah penduduk 858.778 jiwa, = 17%
  • Dari 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Kabupaten Malang tingkat pertama dimana buta hurufnya mencapai 12 ribu jiwa." Pernyataan tersebut diamini oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Suwandi., sumber 22 Feb 2008 kabarindonesia.com
  • Kabupaten Gresik, Jawa Timur, hingga akhir tahun 2008 penduduk yang buta huruf di wilayah itu mencapai 7.693 orang, perempuan (5.567 orang), sedangkan laki-laki mencapai 2.126, usianya berkisar 15–60 tahun. Sekitar 1.457 orang buta huruf berusia 45–60 tahun

C. Memahami Literasi Informasi
1. APA ITU LITERASI INFORMASI?

Information Literacy encompasses knowledge of one's information concerns and needs, and the ability to identify, locate,evaluate, organize and effectively create, use and communicate information to address issues or problems at hand; it is a prerequisite for participating effectively in the Information Society, and is part of the basic human right of life long learning." (US National Commission on Library and Information Science, 2003) Keaksaraan mencakup informasi mengenai informasi dari satu keprihatinan dan kebutuhan, dan kemampuan untuk mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, dan mengatur secara efektif menciptakan, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi untuk mengatasi isu-isu atau masalah di tangan, yang merupakan prasyarat untuk berpartisipasi secara efektif dalam Masyarakat Informasi, dan merupakan bagian dari hak asasi manusia belajar seumur hidup. "(US Komisi Nasional pada Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 2003)


2. MENGAPA LITERASI INFORMASI PENTING?


“Information literacy is critically important because we are surrounded by a growing ocean of information in all formats.”

Informasi keaksaraan kritis adalah penting karena kita dikelilingi oleh laut yang berkembang informasi dalam semua format. Not all information is created equal: some is authoritative, current, reliable, but some is biased, out of date, misleading, false. Tidak semua informasi yang dibuat sama: beberapa adalah berwibawa, saat ini, dapat diandalkan, tetapi beberapa yang bias, dari tanggal, menyesatkan, palsu. The amount of information available is going to keep increasing. Jumlah informasi yang tersedia akan terus meningkat. The types of technology used to access, manipulate, and create information will likewise expand. Jenis teknologi yang digunakan untuk mengakses, memanipulasi, dan membuat informasi juga akan berkembang.


3. APA MANFAAT LITERASI INFORMASI?


“Information literacy skills are used for academic purposes, such as research papers and group presentations.”

Keterampilan keaksaraan informasi ini digunakan untuk tujuan akademis, seperti penelitian dan karya kelompok presentasi. They're used on the job—the ability to find, evaluate, use and share information is an essential skill. They're digunakan pada pekerjaan-kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan dan berbagi informasi merupakan keterampilan penting. Consumer decisions, such as which car or vacuum cleaner to purchase, are critical. Keputusan konsumen, seperti mobil yang vakum atau membeli, sangat penting. You'll also use these skills by participating fully in a democratic society as an informed citizen by understanding issues and voting. Anda juga akan menggunakan keterampilan oleh berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat yang demokratis seperti yang diinformasikan oleh masyarakat dan memahami masalah voting.


D. Pemahaman Gerakan Literacy Informasi di Indonesia:

  1. Suatu gerakan memberantas buta huruf, yang diikuti berbagai aktivitas penunjang dengan berbagai cara diantaranya adalah : adanya Kejar Paket,
  2. Banyaknya warnet dan hot spot, untuk akses internet guna mendapatkan informasi dengan mudah, cepat dan akurat
  3. Perlu pemahaman yang lebih dari sekedar kedua hal tersebut diatas dengan berbagai kampanye gerakan minat baca untuk memberantas buta huruf ditingkat lokal, dengan berbagai kegiatan menarik.

E. Implimentasi dari Gerakan Literacy di Masyarakat
Gerakan membangun TBM di tingkat RT/keluarahan, membangun Sudut Baca di publik service, membuat perpustakaan keluarga. Peran pustakawan untuk tidak saja bekerja secara tehnis, tetapi membuka klinik konsultasi perpustakaan, klinik konsultasi gerakan minat baca, gerakan gerakan komunitas selain mengkampanyekan gerakan peningkatan minat baca juga gerakan2 nyata melakukan pendampingan kelompok dalam memberantas buta huruf. Dukungan tokoh masyarakat, guru, dan gerakan mahasiswa, pelajar dalam upaya menggalang dana/buku dan menggalang upaya (aktivitas) membangun perpustakaan/TBM maupun kegiatan lainnya dalam upaya keberaksaran/literasi masyarakat.

F. Peran CSR terhadap Gerakan Literasi Informasi di Masyarakat
TANGGUNG jawab sosial perusahaan atau CSR (corporate social responsibility) kini jadi frasa yang semakin populer dan marak diterapkan perusahaan di berbagai belahan dunia. Menguatnya terpaan prinsip good corporate governance seperti fairness, transparency, accountability, dan responsibility telah mendorong CSR semakin menyentuh “jantung hati” dunia bisnis.
Di tanah air, debut CSR semakin menguat terutama setelah dinyatakan dengan tegas dalam UU PT No. 40 Tahun 2007 yang belum lama ini disahkan DPR. Disebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1).
Namun, UU PT tidak menyebutkan secara terperinci berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk CSR serta sanksi bagi yang melanggar. Pada ayat 2, 3, dan 4 hanya disebutkan bahwa CSR “dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan kepatutan dan kewajaran.” PT yang tidak melakukan CSR dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai CSR ini baru akan diatur oleh peraturan pemerintah yang hingga kini belum dikeluarkan.
Akibatnya, standar operasional mengenai bagaimana menjalankan dan mengevaluasi kegiatan CSR masih diselimuti kabut misteri. Selain sulit diaudit, CSR juga menjadi program sosial yang “berwayuh” wajah dan mengandung banyak bias. bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations, dan community development.
Jika corporate giving bermotif amal atau charity, corporate philanthropy bermotif kemanusiaan dan corporate community relations bernapaskan tebar pesona, community development lebih bernuansa pemberdayaan.
Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (corporate social activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan.

G. 7 Hal Pokok Perpustakaan Sebagai Gerakan Literasi Informasi

  1. Letak perpustakaan yang strategis : konsep mendekati konsumen (pemagai/pemustaka)
  2. Fasilitas yang memadai : up date sesuai kebutuhan masyarakat
  3. Koleksi : variatif , baik berupa buku, on line maupun audio visual.
  4. Layanan : jam buka yang memadai dan petugas yang ramah
  5. Kegiatan : aktivitas bersama masyarakat
  6. Jaringan : perluasan jaringan baik pemakai maupun share holder untuk keberlanjutan
  7. Regulasi : selain UU no 43 tahun 2007 juga PP yang lain yang mendukung gerakan minat baca masyarakat

H. Contoh CSR
Kemitraan YPPI dalam membangun gerakan literacy Informasi di Indonesia, diantaranya adalah

  1. JOB Pertamina – Hess : program ini disebut sebagai Program Pustaka Bersama, dimana ada 7 Sudut Baca yang berada d 7 desa dan 1 unit mobil yang melayani 7 stop over di wilayah kecamatan Bayung Kab.musi Banyuasin Sumatra Selatan
  2. Bank Indonesia : Rumah Kratif di Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kab.Bogor meiliki ruang baca dengan fasilitas pendukung lainnya berupa kegiatan pelatihan dan kesehatan bagi masyarakat.
  3. PT. HM Sampoerna : Program pustaka Sampoerna dengan 8 TBM dan 10 Stop over di Surabaya dan Pasuruan, tahun 2009 berkembang menjadi 12 TBM dengan perluasan wilayah di Kerawang.
  4. Exxon Mbil Oil : ada 15 stop over di wilayah Bojonegoro dengan 2 unit Mobil Layanan Informasi, dilengkap dengan buku sekitar 3.000 eksemplar.

CSR dari masing masing perusahaan memiliki konsep dan pilar yang berbeda tergantung kebijakan dari masing masing perusahaan. Pada umumnya memiliki 3 pilar yaitu ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Beberapa perusahaan besar yang memiliki CSR bidang pendidikan diantaranya adalah Eka Tjipta Foundation, Coca Cola Foundation, Telkom, Bank Mandiri, dll

I. Bagaimana YPPI Melakukan Gerakan Literasi Informasi
YPPI melakukan gerakan literasi informasi melalui beberapa upaya kerjasama dengan beberapa perusahaan besar di Indonesia. Tahapan yang dilalui adalah;

  1. Mengenal Corporate dengan baik dari csr yang dijalankan (prospek)
  2. Mempresentasikan kegiatan yang sudah dilakukan untuk mencapai kesepakatan program yang akan dijalankan bersama
  3. Melakukan need assessment untuk membuat konsep program yang jelas
  4. Terjalin kerjasama dengan program yang disepakati hasil dari need assessment
  5. Memasukkan Program Peningkatan budaya baca, meningkatkan kemampuan menulis, mendokumentasikan, mempublikasikan dan jaringan.
  6. Menjalin jaringan dengan stakeholder untuk mewujudkan kebersamaan dalam menggalang keberlanjutan program gerakan literasi
  7. Menyiapkan kemandirian komunitas dalam rangka sustainibility sebuah program.

Gerakan nyata yang sudah dilakukan adalah :

  1. 12 TBM, 7 Sudut baca, 1 rumah kreatif, 1 perpustakaan sekolah di 6 kota di Indonesia : Kuningan, Surabaya, Pasuruan, Kerawang, Musi Banyuasin,
  2. 30 stop over di 4 kota dengan 5 unit mobil perpustakaan keliling : Surabaya, Bojonegoro, Pasuruan, MuBa
  3. Kegiatan : mencetak 2 buku, Pelatihan menulis, Pelatihan layanan dan manjemen pengolahan TBM, Penerbitan Buletin Jendela Pustaka, Penulisan Blog, web, Lomba Resensi, Diskusi Rutin di TBM, Kegiatan Ketrampilan, Studi Banding,
  4. Support/sponsor : Indonesia Membaca, Pemilihan Duta Baca, Pembentukan APISI, Jambore Perpustakaan, Seminar Literasi,

Referensi :

  1. http://melayuonline.com/news/?a=b3FOWC91UGlaM1ZBY2E%3D=&l=nusa-tenggara-timur-budayakan-gerakan-membaca-30-menit-setiap-hari
  2. www.pnfi.depdiknas.go.id/news/20090115104516/Belasan-Ribu-Penduduk-Ponorogo-Buta-Huruf.html
  3. www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/05/01/brk,20090501-173808,id
  4. www.kapanlagi.com/h/0000098425.html
  5. http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Buta+Huruf+Nominasi+Tertinggi+di+Jatim&dn=20080222224642
  6. http://wartajatim.blogspot.com/2009/01/7693-warga-gresik-buta-huruf.html
  7. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0309/20/nas08.html
  8. http://www.kapanlagi.com/h/0000098425.html
  9. www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/05/01/brk,20090501-173808,id
  10. http://rettamd.blogspot.com/2007/07/pustakawan-dituntut-menguasai-literasi.html
  11. http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Buta+Huruf+Nominasi+Tertinggi+di+Jatim&dn=20080222224642
  12. eko@santa-laurensia.com M.I. Eko Wiyanti, seminar APISI di Yogjakarta, 2 Mei 2009
  13. http://batikyogya.wordpress.com/2008/03/03/urgensi-literasi-informasi-sebagai-bekal-kecakapan-hidup/
  14. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://library.ukdw.ac.id/inlit3.php&ei=WkP9SbSMN9OGkAXvnYyIBQ&sa=X&oi=translate&resnum=8&ct=result&prev=/search%3Fq%3Dliterasi%2Binformasi%26hl%3Did
  15. http://www.csrindo.com/
  16. Suharto, Edi. Tanggung Jawab Sosial Masyarakat. Harian Pikiran Rakyat, 22 April 2008, Penulis, analis kebijakan sosial dan konsultan CSR, Pembantu Ketua I Bidang Akademik STKS Bandung.

* Trini Haryanti, Direktur Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia, Jl Rungkut Permai VIII h 8 Surabaya, pustakaindonesia@gmail.com

web :www.pustakaindonesia.org

Support

Direktur: Haryanti trini

Koord Program: Wahyu Kurniawan

Dev. Financial: Abu Hasan

Dev. IT:

:: Tulisan Paling Terpopuler ::

Agenda dan Kegiatan Rutin YPPI

Stop Over

  • Pemutaran Film
  • Diskusi
  • Ketrampilan Taman Belajar Masyarakat
  • Bakti Sosial
  • Penguatan Kelembagaan
  • Soft Skill
  • Pengembangan unit usaha (Fundrising)

Employee Library

  • Bedah Buku
  • Diskusi Rutin
  • Reward Peminjam terbanyak

Rumah Kreatif

  • Mendongeng
  • Ketrampilan untuk Perempuan
  • Bedah Buku Sudut Baca
  • Berbagai Lomba penulisan
  • Pemutaran film