Apakah sekolah membutuhkan perpustakaan? Ataukah perpustakaan hanya sebagai pelengkap penderita yang hadir tanpa memberikan makna?
Pertanyaan di atas hanya sebagian kecil persoalan perpustakaan di sekolah. Hingga saat ini fungsi perpustakaan di sekolah terus dikaji, seberapa besar kepedulian pihak sekolah mendukung pengembangan perpustakaan sebagai pusat informasi yang menjadi sumber belajar siswa.
APISI (Asosiasi Pekerja Informasi sekolah) pada Sabtu, 23 Mei 2009, bertempat di Perpustakaan Umum Kota Malang menyelenggarakan Seminar sehari bertajuk "Kolaborasi Pustakawan dan guru dalam Implementasi Literasi Informasi (LI)." Seminar ini bertujuan mengajak pegiat perpustakaan sekolah untuk mengembangkan Literasi Informasi di Sekolah. Selama ini pustakawan atau guru yang bertugas sebagai petugas perpustakaan dianggap sebagai dua profesi yang tidak saling bersentuhan, guru di kelas, pustakawan di perpustakaan. Padahal dalam pengembangan Literasi Informasi keduanya adalah bagian yang tidak terpisahkan.
Arus Informasi yang menggulung budaya baca ke dalamnya harus diposisikan sebagai sebuah jalan untuk mengembangkan budaya baca. Kecerdasan membaca, memilah dan menggunakan informasi di sekolah harus diimplementasikan secara berbarengan antara guru dan pustakawan. Kerja besar ini harus dilakukan secara bersama-sama agar melek informasi dapat dikembangkan secara nyata.
Dalam seminar ini hadir ketua APISI, Hanna Latuputty-George, SS yang memaparkan tentang bagaimana model layanan perpustakaan sekolah. pembicara kedua yang tidak kalah menariknya adalah Ratna Tan,guru di Sekolah Pelita Harapan dan pegiat APISI yang menjelaskan tentang kolaborasi Pustakawan dan Guru serta Metode the Big 6. Dalam seminar tersebut, Direktur YPPI,trini Haryanti juga ikut andil dalam memberikan materi.
Gerakan Literasi Informasi yang dimulai dari sekolah ini diharapkan dapat diterapkan oleh guru dan pustakawan. Informasi yang semakin hari semakin tak terbentung harus dapat dikelolah dan dicerna sesuai kebutuhan masyarakat, bukan sebaliknya masyarakat tenggelam dalam derasnya informasi.